Sumber Foto: Tribunnews |
PORTALREDAKSI.COM - Usianya baru 12 tahun, tapi nyali, keberanian, dan rasa cinta yang dia tunjukkan menjadikan Alma menjadi contoh betapa kuatnya soliditas warga Gaza dalam nestapa perang yang mendera.
Terlebih, bukan hanya rasa cinta Alma terhadap keluarganya saja yang menjadikan kisah ini layak untuk diceritakan, namun rasa cinta masyarakat Palestina itu sendiri, terutama mereka yang menggali dengan tangan kosong.
Ketika sebuah bangunan tempat tinggal berlantai lima runtuh di lingkungan Yarmouk, di Gaza tengah, gegara bombardemen tentara Israel, puluhan orang bergegas menyelamatkan siapapun yang tertimbun reruntuhan.
Banyak mayat yang diangkat dari bawah reruntuhan, dan tim penyelamat semakin putus asa karena tidak ada seorang pun yang masih hidup di tengah tumpukan beton dan debu yang berdarah di Gaza.
Saat itulah suara Alma terdengar melalui celah-celah lempengan beton besar, sebelum terdengar sepenuhnya.
“Kami masih hidup di sini,” teriak Alma.
“Ada apa, Alma?” suara seorang pria, satu di antara penyelamat, menjawab dari atas.
Alma menolak ditolong lebih dulu. Dia malah langsung memposisikan diri sebagai pemandu para penyelamat yang datang hanya dengan tangan kosong.
Alma secara lekas menjelaskan langkah strategis yang harus dilakukan agar keluarganya bisa diselamatkan.
“Bantu ibu saya, ayah saya, saudara laki-laki saya, dan nenek saya dulu. Maka Anda dapat membantu saya. Hanya dengan begitu kamu bisa menarikku keluar,” kata Alma
Gadis itu mengulangi:
“Tolong tinggalkan aku sampai akhir. Saya juga perlu berada di sini agar saya dapat membantu mengarahkan Anda,” tambahnya. (Tribunnews.com)
Editor: Aan Heru S
0 Komentar